About

Kamis, 01 Desember 2016

Terminologi Fenomenologi

Kata “fenomenologi” berasal dari kata Yunani “fenomenon” , yaitu sesuatu yang tampak, yang terlihat karena kecakupan. Dalam bahasa Indonesia biasa dipakai istilah gejala. Jadi, fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang menampakkan diri.
Tokoh fenomenologi adalah Edmund Husserl (1859-1938). Ia adalah pendiri fenomenologi yang berpendapat bahwa ada kebenaran untuk semua orang, dan manusia dapat mencapainya. Adapun inti pemikiran fenomenologi menurut Husserl adalah bahwa untuk menentukan pemikiran yang benar, seseorang harus kembali pada “benda-benda”, yaitu bahwa sendiri. Dalam bentuk slogan, pendirian ini mengungkapkan dengan kalimat. Zun den Sactien to the things). Kembali pada “benda-benda”, yaitu bahwa “benda-benda” diberi kesempatan untuk berbicara tentang hakikat dirinya. Pernyataan tentang hakikat “benda-benda” tidak lagi tergantung kepada orang yang membuat pernyataan, melainkan ditentukan oleh “benda-benda” itu sendiri.
Akan tetapi, “benda-benda” tidaklah secara langsung memperlihatkan hakikat dirinya. Apa yang kita temui pada “benda-benda” itu dalam pemikiran biasa bukanlah hakikat. Hakikat benda itu ada dibalik yang kelihatan itu. Karena pemikiran pertama (first look) tidak membuka tabiryang menutupi hakikat, diperlukan hakikat kedua (second look). Alat yang digunakan untuk menemukan hakikat pada pemikiran kedua ini adalah intuisi. Istilah yang digunakan Husserl menunjukkan penggunaan intuisidalam menemukkan hakikat adalah Wesenschou: melihat (secara intuitif) hakikat gejala-gejala.

Sumber: Abdul Hakim, Atang. 2008. Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofilosofi. Bandung: CV Pustaka Setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar