Metafisika merupakan cabang filsafat yang
mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika
adalah studi keberadaan atau realitas. Dimana metafisika mempersoalkan realitas
dan dunia dengan segala struktur dan dimensinya. Apa yang sungguh-sungguh ‘ada’
yang paling utama? Apakah itu ‘kehidupan’? apakah itu ‘dunia fisik’? Apakah
keseluruhan kenyataan itu tunggal atau majemuk? Apakah kenyataan itu satu ragam
ataukah bermacam ragam? Penggunaan istilah “metafisika” telah berkembang untuk
merujuk pada “hal-hal yang diluar dunia fisik”. Sebagai contoh, toko buku
metafisika, bukanlah menjual buku mengenai ontology, melainkan lebih kepada
buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif dan hal-hal sejenisnya.
Menurut para pemikir metafisis seperti Plato
dan Aristoteles memberikan asumsi dasar bahwa dunia atau realitas adalah yang
dapat dipahami (intelligible) yang mana setiap aliran metafisika mengklaim
bahwa akal budi memiliki kapasitas memadai untuk memahami dunia. Seolah – olah akal
budi memiliki kualitas “Ampuh” untuk menyibak semua realitas mendasar dari
segala yang ada.
Sedangkan menurut Hamlyn, metafisika adalah
bagian kajian filsafat yang paling abstrak dan dalam pandangan sementara orang
merupakan bagian yang paling “tinggi” karena berurusan dengan realitas yang
paling utama, berurusan dengan “apa yang sungguh-sungguh ada” yang membedakan
sekaligus menentukan bahwa sesuatu itu mungkin ataukah tidak.
Sekalipun demikian, subjek yang pasti dari
kajian metafisika secara terus menerus dipertanyakan, demikian juga validitas klaim-klaimnya
dan kegunaannya. Dengan demikian, metafisika adalah bagian kajian filsafat
tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar