Ibu Guru Sekolah Dasar plus Ibu Rumah Tangga
Sebelumnya saya ingin
memberitahukan kepada semua membuat artikel ini, tujuan saya membuat artikel
ini untuk menyelesaikan tugas akhir pada maka kuliah Stategi Pembelajaran, yang
dimana mengharuskan saya membuat artikel ini dengan pemberian tugas
melaksanakan pembelajaran langsung di sekolah dasar. Di Sekolah Dasar Negeri
Kaligandu saya mengajar 4 kali pertemuan, saya mengajar dikelas 4a. Dikelas 4a
ini sudah memakai kurikulum 2013, saya bertemu dengan ibu Arni sebagai wali
kelas 4a. Pada saat saya melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas ada
beberapa sudut pandang siswa yang perlu diperhatikan, antara lain: dari segi
psikologi, selama pembelajaran berlangsung peserta didik terlihat aktif,
antusias dan bersunggug-sungguh. Akan tetapi ada beberapa siswa yang cenderung
diam dan pasif di karenakan mereka jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang
monoton.. Hal ini berarti keadaan fisik anak yang berbeda dari anak sebayanya
cenderung pendiam dan pemalu hal ini dikuatkan dengan teori.
Menurut Gunarsah (2001:12)
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan sifat pemalu yakni keadaan
fisik, kesulitan dalam berbicara, kurang terampil dalam berteman,
harapan orang tua terlalu tinggi, pola asuh yang mencela, unsur keturunan,
masa kanak-kanak kurang gembira, kurang bermasyarakat, perasaan rendah diri,
dan pandangan orang lain. Keadaan fisik menyebabkan sifat pemalu, sebab anak
yang sering sakit kurang mempunyai peluang melakukan berbagai
aktivitas. Baik aktivitas dalam gerak motorik, sosial maupun
aktivitas lainnya. Anak sering sakit tentu saja membuat ruang gerak akan
menjadi terbatas dan anak tidak bebas bermain seperti anak yang sehat lainnya.
Kelainan fisik juga dapat menumbuhkan rasa malu pada anak.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
ini ada beberapa hal yang saya temukan di saat proses pembelajaran diantaranya,
menemukan bahwa dengan pemberian rewad dan punishment akan lebih meningkatkan
motivasi belajar siswa. Saat siswa di berikan rewad siswa menjadi lebih aktif
dan semangat ketika diberikan tugas oleh guru. Dan dengan pemberian punishment
meminimalisir perilaku siswa yang mengganggu pembelajaran, siswa yang diberi
punishment dan siswa yang lain pun cenderung tidak mengulangi kembali perilaku
tersebut. Contohnya saat kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa siswa maju
kedepan dan mendapatkan rewad maka siswa lainpun antusias untuk maju kedepan
untuk mengerjakan tugas dan sebaliknya saat salah seorang siswa yang membuat
keributan dan diberikan punishment oleh guru pada saat itu siswa tersebut diam
dan tidak mengulangi perilaku tersebut begitu pula teman-temannya yang lain.
Menurut Arshi ningsih
(2005:20) bahwa rewad dan punishment merupakan bentuk penguatan positif yang
bersumber dari teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus
dan respon.
Diatas adalah salah satu
penemuan mengajar saya di kelas 4a, selain penemuan dikelas saya juga
mendapatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, dari
ibu Arni saya mendapatkan pengelaman bagaimana menjadi Ibu guru yang dimana ibu
Arni disini sudah berkeluarga dan juga pada saat itu ibu Arni pun sedang
mengandung buah hatinya. Dimana seorang perempuan jika dia sudah mempunyai
keluarga itu tidak hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi ibu Arni disini
menjadi seorang guru. Memang pada hakikatnya perempuan jika sudah berkeluarga
tugasnya menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk suaminya dan anak-anaknya.
Tetapi pada zaman yang semakin
canggih dan juga biaya hidup, Pendidikan yang semakin mahal maka tidak ada
salahnya seorang perempuan itu bekerja. Apa lagi bekerja menjadi seorang guru,
pekerjaan menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Seorang
perempuan yang menjadi seorang guru apalagi guru sekolah dasar adalah tugas
yang tidak mudah dimana dia harus menyelesaikan tugasnya dulu sebagai ibu rumah
tangga untuk melayani suaminya dan juga mendidik anaknya dan merawat anaknya.
Pagi sebelum anak dan suaminya bangun dia harus sudah bangun terlebih dahulu
dan menyiapkan apa saja yang dibutuhkan suaminya untuk kerja dan mempersiapkan
alat-alat sekolah, sarapan pagi untuk anaknya sebelum seorang guru perempuan
berangkat ke sekolah untuk melaksanakan tugas negaranya sebagai guru sekolah
dasar.
Semua kegiatan yang dijalani
dengan sabar dan penuh bersyukur dengan semuanya maka ke giatan tersebut tidak
akan terasa lelah, seorang ibu rumah tangga yang menjadi seorang guru disekolah
dasar itu harus menganggap siswanya sebagai anaknya sendiri karena katanya jika
kita berbuat baik dan menganggap siswanya seperti anak sendiri maka anak
kitapun disekolah tersebut akan disayang dan diperlakukan baik pula dengan guru
di sekolahnya. Menghadapi semua siswa di sekolah bukan hal yang mudah jika kita
tidak menjalankannya dengan sepenuh hati maka kita akan cape sendiri dan apa
yang diajarkannya pun tidak akan dimengerti dengan siswa.
Dengan artikel ini semoga dapat
memberikan sedikit pengetahuan bagaimana seorang perempuan yang sudah
berkeluarga dan menjadi Ibu rumah tangga. Selebihnya memilih dan menetapkan
dirinya untuk berperan ganda selain menjadi ibu rumah tangga seorang perempuan
itu juga menjadi seorang guru sekolah dasar untuk membangun negara yang lebih
baik, dari kita semua dimulai sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar